Perangkat Lunak Gratis Untuk Pengembangan Perpustakaan
2010-01-05, 12:51 PM
Brosur Telah di Download Sebanyak: 0
PERANGKAT LUNAK GRATIS UNTUK PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
Kondisi
perpustakaan di Indonesia dewasa ini masih beragam. Di satu sisi ada
perpustakaan yang telah maju pesat dan mampu menjelma sebagai perpustakaan yang
diperhitungkan. Disisi lain ada perpustakaan yang kondisinya memprihatinkan
karena berbagai keterbatasan. Semua itu merupakan gambaran terjadinya
ketimpangan dalam pengembangan perpustakaan di Indonesia.
Perpustakaan
yang maju dan dapat menjadi perpustakaan yang diharapkan masyarakat antara lain
adalah perpustakaan yang mampu mengoptimalkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pengelolaan perpustakaan. Hal ini akan memungkinkan
perpustakaan untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada pemustaka.
Optimalisasi eksistensi teknologi informasi dan komunikasi terlihat dari
implementasi otomasi serta pembangunan perpustakaan digital. Otomasi
perpustakaan memudahkan perpustakaan melakukan layanan secara otomatis dengan
komputer sehingga layanan dapat dilakukan secara cepat, tepat dan benar.
Sedangkan digitalisasi perpustakaan memungkinkan koleksi perpustakaan dapat
diakses oleh pengguna tanpa harus datang langsung ke perpustakaan .
Disisi
lain masih banyak perpustakaan yang kondisinya memprihatinkan, ini diakibatkan
karena kurangnya perhatian yang serius. Pengolahan koleksi, layananan
peminjaman, dan pengembalian koleksi pada perpustakaan yang termasuk dalam
kategori ini pada umumnya dilakukan secara manual. Dengan layanan manual ini
perpustakaan tidak mampu memberikan layanan yang cepat.
Salah
satu penyebab tidak semua perpustakaan mampu melakukan otomasi adalah harga
perangkat lunak yang mencapai angka jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Bahkan
sering terjadi bahwa harga perangkat lunak ini lebih mahal dari pada harga
perangkat keras.Ditengah
mahalnya harga perangkat lunak untuk membangun otomasi dan perpustakaan
digital, maka bagi perpustakaan yang tidak mampu menjangkau perangkat lunak
komersil dapat menggunakan perangkat lunak gratis sebagai alternatif.
Tetapi
tidak semua pengelola perpustakaan mengerti tentang keberadaan perangkat lunak
gratis ini. Padahal seiring dengan terjangkaunya harga perangkat keras,
perangkat lunak gratis dapat menjadi alternatif sebagai pengganti perangkat
lunak komersil. Keberadaan perangkat lunak ini semakin membuka peluang bagi
perpustakaan untuk melakukan otomasi atau membangun perpustakaan digital.
Perangkat
lunak gratis sebagai alternatif
Implementasi
otomasi perpustakaan digital diperlukan sedikitnya dua komponen utama yaitu
perangkat keras dan perangkat lunak. Dengan adanya perangkat lunak gratis
memudahkan penerapan otomasi perpustakaan, maka pengelola perpustakaan cukup
menyiapkan anggaran pengadaan perangkat keras .
Eksistensi
perangkat lunak gratis semakin membuka peluang bagi perpustakaan di Indonesia
untuk melakukan otomasi. Bagi perpustakaan yang memiliki keterbatasan anggaran
dapat memanfaatkan perangkat lunak gratis ini.
Berdasarkan
sifat dan karakteristiknya perangkat lunak dapat dibedakan menjadi dua
kategori.Kategori pertama yaitu perangkat lunak yang masuk dalam kategori open
source. Sedangkan kategori yang kedua yaitu perangkat lunak yang
termasuk dalam kategori freeware.
Perangkat
lunak gratis yang termasuk dalam kategori open source secara harfiah dapat
difahami sebagai perangkat lunak berbasis open source yang dapat diperoleh dan
digunakan secara gratis oleh perpustakaan. Sedangkan definisi dari perangkat
lunak berbasis open source sendiri adalah perangkat lunak yang memungkinkan
pengguna memperoleh perangkat lunak lengkap dengan source code sesuai
dengan kebutuhan. Dengan demikian perangkat lunak gratis yang termasuk dalam
kategori open source dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan perpustakaan.
Sedangkan
perangkat lunak freeware adalah perangkat lunak yang dapat diperoleh secara
gratis tanpa disertai source code perangkat lunak dan kalaupun source code
diberikan, pengguna tidak memiliki kekuatan legal untuk mengubah atau
mendistribusikan kembali source code perangkat lunak. Source code pada jenis
perangkat lunak ini tidak dapat diperoleh oleh pengguna. Karena itu, pengguna
tidak memiliki peluang untuk memodifikasi perangkat lunak.
Perangakat
lunak yang dapat digunakan secara gratis oleh perpustakaan ada yang freeware.
Pengelola perpustakaan hendaknya mampu memilih jenis perangkat lunak yang akan
digunakan. Apakah akan menggunakan perangkat lunak gratis open source atau
freeware.
Perangkat
Lunak Gratis untuk Otomasi Perpustakaan
Arti
dari otomasi perpustakaan adalah pemanfaatan mesin, computer, dan peralatan
elektronik lainnya untuk memperlancar tugas-tugas perpustakaan (Lasa HS, 1998).
Sedangkan menurut pendapat Kumorotomo dan Subandono (1999) otomasi perpustakaan
adalah pemanfaatan komputer untuk mengelolaan aktivitas perpustakaan yang
menyangkut pengadaan bahan pustaka, pengolahan, dan pelayanan.
Berdasarkan
dua arti di atas maka otomasi perpustakaan tidak hanya sebatas pemanfaatan
komputer dalam kegiatan administrasi perpustakaan dan untuk membangun database
koleksi perpustakaan. Selama ini pengelola perpustakaan sering beranggapan
bahwa apabila perpustakaan telah menggunakan komputer dalam kegiatan administrasi
perpustakaan atau telah memiliki database koleksi perpustakaan yang diakses
melalui OPAC (Online Public Access), maka perpustakaan tersebut telah
menggunakan otomasi. Otomasi perpustakaan mencakup pemanfaatan computer dalam
seluruh kegiatan perpustakaan seperti pengadaan bahan pustaka, pengolahan,
pelayanan, penulusuran, dan penyusunan laporan.
Untuk
melakukan otomasi diperlukan perangkat lunak otomasi perpustakaan. Perangkat
lunak ini dapat diperoleh dengan cara membeli atau menggunakan perangkat lunak
gratis. Ternyata tidak semua perpustakaan mampu membeli perangkat lunak ini
karena harganya cukup mahal. Apalagi bagi perpustakaan yang memiliki anggaran
terbatas. Hal inilah yang menyebabkan masih banyak perpustakaan tidak mampu
melakukan otomasi perpustakaan.
Sebagai
alternatif, agar perpustakaan mampu melakukan otomasi perpustakaan, pengelola
perpustakaan dapat mengunakan perangkat lunak gratis. Perangkat lunak gratis
tersebut ada yang bersifat open source atau bersifat freeware. Perangkat lunak
gratis open sourse yang dapat digunakan perpustakaan untuk membangun otomasi
perpustakaan antara lain OpenBiblio(http://obiblio.sourceforge.nrt),
Koha(www.kora.org), emilda.org),
PhpMyLibrary (www.phpmylibrary.org),
Otonomigen.X(www.krmg.itb.ac.id),
X-igloo(http://sourceforge.net/projects/iglooyha/)
dan senayan (www.senayan.diknas.go.id).
Sedangkan perangkat lunak yang gratis yang bersifat freeware adalah Athenaum
Light perangkat lunak ini paling banyak digunakan oleh perpustakaan di
Indonesia.
Openbiblio,
Koha, Emilda, Phpmylibrary dan Atheneum Light adalah perangkat lunak gratis
buatan luar negri. Sedangkan Otomigen.X, X-igloo dan Senayan adalah perangkat
lunak gratis hasil karya putra-putri Indonesia.
Perangkat
lunak gratis untuk Perpustakaan digital
Perpustakaan
digital adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi dalam format digital
(koleksi digital). Koleksi digital ini dapat berupa file-file komputer dalam
format .doc, xls, pdf, audio, jpg, png dan format lainnya. Dengan koleksi dalam
format digital ini memungkinkan pengguna mengakses koleksi perpustakaan tanpa
harus datang ke perpustakaan.
Untuk
membangun perpustakaan digital tidak perlu menganggarkan dana pembelian
perangkat lunak. Perpustakaan dapat menggunakan perangkat lunak secara gratis.
Perangkat lunak yang dimaksud antara lain adalah Ganesha Digital Library (GDL)
atau Greenstone Digital Library. Kedua perangkat lunak perpustakaan digital ini
termasuk dalam kategori perangkat lunak berbasis open source. GDL dapat
diperoleh dengan cara mengunduh pada web KMRG ITB di www.kmrg.itb.ac.id dan greenstone dapat
diperoleh dengan mengunduhnya di www.greenstone.org.
Penutup
Pada paparan di atas telah disebutkan banyak perangkat lunak
gratis yang dapat digunakan perpustakaan. Perangkat lunak tersebut dapat
digunakan untuk melakukan otomasi atau pembangunan perpustakaan digital. Dengan
begitu tidak ada alasan lagi untuk menunda pelaksanaan otomasi perpustakaan
ataupun pembangunan perpustakaan digital. Yang paling diperlukan saat ini
adalah kesiapan SDMnya yaitu para pustakawan sebagai pengelola perpustakaannya.
Untuk pelaksanaannya diharapkan perhatian yang serius dari pimpinan agar
memfasilitasi pustakawan untuk meningkatkan ilmu dan keterampilan khususnya
yang berhubungan pelaksanaan tugas-tugas diperpustakaan sehingga kinerjanya
dapat ditingkatkan.